Setelah itu kakak Roy Angel menanam
saham pada perusahaan besar dan memperoleh untung yang besar. Kini dia tinggal
di apartemen mewah di Jakarta dan memiliki kantor di Di sana. Seminggu sebelum
Hari raya, kakaknya menghadiahi Roy Angel sebuah mobil baru yang mewah dan
mengkilap.
Suatu pagi seorang anak gelandangan
menatap mobilnya dengan penuh kekaguman.
“Hai.. nak” sapa Roy Anak itu
melihat pada Roy dan bertanya “Apakah ini mobil Tuan?” “Ya,” jawab Roy singkat.
“Berapa harganya Tuan?”
“Sesungguhnya saya tidak tahu
harganya berapa”.
“Mengapa Tuan tidak tahu harganya,
bukankan Tuan yang punya mobil ini?” Gelandangan kecil itu bertanya penuh
heran.
“Saya tidak tahu karena mobil ini
hadiah dari kakak saya”
Mendengar jawaban itu mata anak itu
melebar dan bergumam, “Seandainya …seandainya …” Roy mengira ia tahu persis apa
yang didambakan anak kecil itu. “Anak ini pasti berharap memiliki kakak yang
sama seperti kakakku.”
Ternyata Roy salah menduga, saat
anak itu melanjutkan kata-katanya: “Seandainya. .. seandainya saya dapat
menjadi kakak seperti itu…..” Dengan masih terheran-heran Roy mengajak anak itu
berkeliling dengan mobilnya.
Anak itu tak henti-henti memuji
keindahan mobilnya. Sampai satu kali anak itu berkata, “Tuan bersediakah mampir
ke rumah saya ? Letaknya hanya beberapa blok dari sini”. Sekali lagi Roy
mengira dia tahu apa yang ingin dilakukan anak ini. “Pasti anak ini ingin
memperlihatkan pada teman-temannya bahwa ia telah naik mobil mewah.” pikir Roy
. “OK, mengapa tidak”, kata Roy sambil menuju arah rumah anak itu.
Tiba di sudut jalan si anak
gelandangan memohon pada Roy untuk berhenti sejenak, “Tuan, bersediakah Tuan
menunggu sebentar? Saya akan segera kembali”. Anak itu berlari menuju rumah
gubuknya yang sudah reot. Setelah menunggu hampir sepuluh menit, Roy mulai
penasaran apa yang dilakukan anak itu dan keluar dari mobilnya, menatap rumah
reot itu.
Pada waktu itu ia mendengar suara
kaki yang perlahan-lahan. Beberapa saat kemudian anak gelandangan itu keluar
sambil menggendong adiknya yang lumpuh. Setelah tiba di dekat mobil anak
gelandangan itu berkata pada adiknya: “Lihat… seperti yang kakak bilang padamu.
Ini mobil terbaru. Kakak Tuan ini menghadiahkannya pada Tuan ini. Suatu saat
nanti kakak akan membelikan mobil seperti ini untukmu”.
Bukan karena keinginan seorang anak
gelandangan yang hendak menghadiahkan mobil mewah untuk adiknya yang membuat
Roy tak dapat menahan haru pada saat itu juga, tetapi karena ketulusan kasih
seorang kakak yang selalu ingin memberi yang terbaik bagi adiknya. Seandainya
saya dapat menjadi kakak seperti itu.
Kisah ini diambil dari sebuah kisah
nyata yang ditulis dalam sebuah buku “Stories for the family’s heart” by Alice
Gray.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar